Kamis, 12 Mei 2011

Tokoh Karakter Pewayangan (Wayang Golek)

Anoman

Anoman Perbancana Suta. Kera berbulu putih sakti mandraguna, mempunyai kuku Pancanaka. Putra Hyang Pawana Guru (Batara Bayu) dan Dewi Anjani.
Menjadi senapati (panglima tentara) di Kerajaan Kiskenda. Pada saat perang Alengka, Anoman membantu Batara Rama melawan Rahwana dan bala tentaranya. Anoman pula yang membinasakan Rahwana dengan menjepit tubuh Rahwana dengan dua gunung kembar Sonara-Sonari. Ia juga memiliki umur yang sangat panjang, karena ditugasi menyimpan sukma Rahwana di dalam cupunya.
Memiliki beberapa ajian: Aji Bayubajra (mengeluarkan angin puyuh sebesar-besarnya), Aji Mundri, Aji Kemayan, Aji Pameling, Aji Sepiangin (lompat tinggi bahkan terbang), Aji Triwikrama (tubuh menjadi besar), Bayu Rota (kekuatan atau kecepatan secepat angin), Sirna Bobot (aji untuk meringankan tubuh saat terbang atau pun loncat).
Sejak kecil dibawa oleh Batara Bayu ke Panglawung untuk dididik ilmu pengetahuan dan perang yang dibantu oleh dewa-dewa lainnya.

Prabu Batara Rama


Prabu Batara Rama atau Sri Rama atau Ramawijaya adalah raja dari kerajaan Ayodya.
Putra prabu Dasarata.
Beristerikan Dewi Shinta, setelah memenangkan sayembara menarik Busur Pusaka Kerajaan Mantili.
Semasa muda bernama Raden Regawa. Mendapat nama Rama setelah berhasil mengalahkan Rama Bergawa.
 
Prabu Rahwana


Prabu Rahwana, atau Prabu Dasamuka, adalah raja dari Kerajaan Alengkadirja. Sebuah kerajaan dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas. Prabu Rahwana adalah raja sakti mandraguna. Ia yang membuat gugur Bambang Sumantri, patih kerajaan Mayespati yang dirajai Prabu Arjuna Sastrabahu. Ia memiliki beberapa ajian. Aji Pancasona, pukulan yang sangat keras. Aji Rawarontek, manakala salah satu organ tubuhnya terputus kemudian jatuh ke tanah maka saat itu juga organ tubuhnya tersebut tersambung kembali dengan tubuhnya seperti sedia kala. Aji Dasamuka, memiliki 10 nyawa. Rahwana binasa oleh Batara Rama, dikarenakan menculik Dewi Sinta (istri Batara Rama). Ia dijepit oleh dua gunung kembar yang mana merupakan perwujudan dari dua orang kembar anaknya, yakni Sonara Sonari. Kemudian sukmanya ditunggui oleh Anoman, monyet putih.

Prabu Yudistira

Yudistira adalah putra Pandu yang pertama dari ibu Dewi Kunti. Ia adalah raja Amarta. Ialah yang memegang pusaka sakti Layang Jamus Kalimusada.

 Bima

Bima adalah putra Pandu yang kedua dari ibu Dewi Kunti. Menikah dengan Arimbi. Bima adalah ayahanda Gatotkaca. Memiliki kuku pancanaka. Ada seekor ular di lehernya. Jika Bima berbohong maka ular tersebut akan menggigit lehernya. Sehingga Bima dikenal dengan karakter yang tidak pernah berbohong. 



 Arjuna


Arjuna adalah putra Pandu yang ketiga dari ibu Dewi Kunti. Disebut juga panengah Pandawa.
Tinggal di Madukara, bagian dari kerajaan Amarta. Berparas tampan, banyak disukai wanita. Memiliki senjata pusaka keris Pancaroba, Ali-ali Ampal dan panah Pasopati. Arjuna sangat taat kepada gurunya, yaitu Resi Drona dari kerajaan Astina. Memilika putra salah satunya adalah Abimanyu.

Nakula

Nakula adalah putra Pandu yang keempat. Disebut juga Pandawa yang ke-empat. Memiliki saudara kembar yaitu Sadewa.

Sadewa


Sadewa adalah putra Pandu yang kelima. Disebut juga Pandawa yang kelima. Memiliki saudara kembar yaitu Nakula.  

Gatot Kaca


Gatotkaca, salah seorang tokoh dari epos Mahabharata. Putra Arya Bima & Arimbi. Bima memberi nama anaknya itu Jabang Tutuka. Gatotkaca sakti mandraguna dengan segala ilmu dan aji-aji pamungkasnya seperti Brajamusti, Krincing Wesi, Bajingiring, Garuda Ngapak dan sebagainya. Dipercaya menjadi panglima perang negara Pringgadani. Dikenal dengan julukan otot kawat, tulang baja, daging besi. Lebih dari itu dia pun memiliki jiwa seni yang tinggi. Dikenal pula sebagai pembuat arca, patung-patung dari batu. Gatot kaca sendiri memiliki banyak nama pemberian dewa. Namun yang dipakai adalah nama Gatotkaca, nama pemberian dari Batara Guru saat di sawarga maniloka. Saat umur 3 tahun, Jabang Tutuka diutus Batara Guru untuk melawan Naga Percona. Tapi sayang, Tutuka mati di tangan Naga Percona setelah ia menendang mata Naga Percona hingga buta sebelah matanya. Untuk itu Batara Guru memerintahkan Batara Narada dan Batara Bayu untuk memasukan jasad Tutuka ke kawah Candradimuka. Tutuka dicetak ulang berganti wujud menjadi Gatotkaca.

Semar Badranaya

Semar Badranaya adalah penjelmaan dewa, yakni Batara Ismaya. Istrinya bernama Sutiragen putra Raja dari kerajaan Sekarnumbe. Anaknya bernama Cepot, Dewala dan Gareng. Di Sawarga Maniloka dia mempunyai anak yaitu Batara Surya (dewa matahari). Ia adalah tokoh wayang yang paling sakti dari semua tokoh wayang. Semar berkulit hitam, (seperti buah manggis / manggu yang telah hitam berarti telah matang) melambangkan telah dewasa atau matang baik dalam mental dan pemikiran.
Berwajah putih. Wajah adalah cerminan dari hati. Semar berhati putih, suci, bersih. Berkantong kosong. Semar kosong atau bersih dari sifat sirik pidik jail kaniaya iren panastren dudumpak rurumpak ngupat sumuat ujug riya takabur nyaci maki siksik belik teu kaopan teu payaan bedegong buntangul buraong kedul dan lain sebagainya. Intinya kosong dari sifat-sifat buruk manusia. Mempunyai bentuk unik. Disebut pria tapi berbuah dada dan berbokong besar. Disebut wanita tapi berjakun. Disebut masih anak-anak atau muda tetapi berkulit keriput. Disebut sudah tua tetapi berkuncung di kepalanya. Bermakna setiap manusia baik pria, wanita, orang tua atau anak-anak muda seharusnya berhati bersih, suci seperti putihnya wajah semar.

Cepot

Sastrajingga alias Cepot adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen (sebetulnya Cepot lahir dari saung). Wataknya humoris, suka banyol ngabodor, tak peduli kepada siapa pun baik ksatria, raja maupun para dewa. Kendati begitu lewat humornya dia tetap memberi nasehat petuah dan kritik. Lakonnya biasanya dikeluarkan oleh dalang di tengah kisah. Selalu menemani para ksatria, terutama Arjuna, Ksatria Madukara yang jadi majikannya. Cepot digunakan dalang untuk menyampaikan pesan-pesan bebas bagi pemirsa dan penonton baik itu nasihat, kritik maupun petuah dan sindiran yang tentu saja disampaikan sambil guyon. Dalam berkelahi atau perang, Sastrajingga biasa ikut dengan bersenjata bedog alias golok. Dalam pengembangannya Cepot juga punya senjata panah. Para denawa (raksasa/buta) biasa jadi lawannya. Sastrajingga merupakan tokoh panakawan putra Semar Badranaya. Sastra adalah tulisan. Jingga adalah merah. Si Cepot adalah gambaran tokoh wayang yang mempunyai kelakuan buruk ibarat seorang siswa yang mempunyai rapot merah. Namun demikian ia sangat setia mengikuti Semar kemana saja dia pergi.

Dawala

Dawala adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen. Sangat setia menemani kakaknya Cepot kemana pun pergi.

Gareng

Gareng adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen. Gareng biasanya selalu di rumah saja membantu ibu Sutiragen melakukan berbagai pejkerjaan rumah.



Karakter selengkapnya baca di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar